RSS

Merpati Nusantara Tidak Akan Dilikuidasi

03
Juni



Restrukturisasi bisnis Merpati Nusantara masih terus dievaluasi. Namun, pemerintah tidak akan melikuidasi karena biayanya jauh lebih tinggi dibanding suntikan modal.

JAKARTA - Pemerintah akan tetap melanjutkan proses restrukturisasi PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) meskipun BUMN penerbangan yang terbebani utang itu diperkirakan masih butuh suntikan modal hingga dua triliun rupiah.

Sekretaris Kementerian BUMN M Said Didu mengungkapkan hal tersebut mengingat suntikan dana untuk penyelamatan Merpati masih jauh lebih murah dibandingkan biaya likuidasinya yang bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat.

"Jadi memang tidak ada opsi untuk likuidasi" katanya seusai memanggil manajemen Merpati terkait evaluasi rencana restrukturisasi bisnis di Jakarta, Jumat (16/4). Berdasarkan hasil evaluasi sementara, Said menilai ada dua hal yang menghambat proses restrukturisasi ter-sebut. Pertama, terkait W ngan kurangnya dana vfHg dikucurkan pemerintah seW lumnya melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Sebelumnya, pemerintah lewat PPA telah mengucurkan dana 300 miliar rupiah untuk Merpati, jauh di bawah kebutuhan perseroan yang mencapai satu triliun rupiah. Akibatnya, dana tersebut sebagian besar habis digunakan hanya untuk membayar pesangon karyawan yang dirumahkan.

Kedua, restrukturisasi Merpati terhambat oleh terlambatnya pesawat yang dipesan oleh perseroan. Sebelumnya, rencana pemesanan 15 pesawat dari Xian Aircraft Industry Company Ltd akhirnya terhambat karena adanya kerusakan atau cacat produksi dari pesawat asa] China itu.

Saat ini, pemerintah tengah mengaji penambahan kucuran dana lagi untuk menyehatkan Merpati. "Jadi sebenarnya kita mau merestrukturisasi Iebih keras lagi, baru dilihat lagi apakah kita perlu menyuntik lagi atau tidak," katanya. Secara terpisah, Menteri BUMN Mustafa Abubakar menjelaskan pihaknya telah memanggil manajemen PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) untuk memaparkan hasil restrukturisasi perusahaan tersebut. Selain untuk langkah langkah penyehatan kinerja keuangan, terkait insiden kecelakaan yang seringdialami Merpati.

Namun, pemerintah belum menetapkan apakah akan kembali melakukan suntikan modal. "Belum bisa diputuskan karena harus menunggu studi kelayakan rencana besar Merpati bagaimana agar bisa keluar dari kerugian," tegas Mustafa.

Setelah tahun lalu menyuntikkan modal 300 miliar rupiah ke Merpati, belakangan mi, PPA menyebutkan perusahaan penerbangan pelat merah itu masih membutuhkan dana hingga dua triliun rupiah untuk mengembangkan bisnis perseroan.

"Merpati masih butuh pendanaan hingga 2 iniiun rupiah meski restrukturisasi perusahaan itu sudah rampung," kata Direktur Utama PPA Boyke Mukizat sebelumnya. Boyke menuturkan jumlah utang Merpati masih sangatsignifikan sehingga perusahaan belum leluasa menganalisisnya. Manurut perkembangan terbaru, utang perseroan sudah berkurang dari sekitar dua triliun rupiah menjadi 1,5 triliun rupiah setelah melunasi pinjaman ke Bank Mandiri.

Tim Pengawas

Chief Knowledge Officer Capital Price, Perdana Wahyu Santosa, mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam melakukan suntikan modal ke Merpati. Tanpa pembenahan internal terlebih dulu, dia menilai suntikan modal ke Merpari tetap tidak akan menyelesaikan masalah seperti sebelumnya.

"Sebaiknya pemerintah melakukan pembenahan dulu terhadap sistem yang menyebabkan biaya tinggi di Merpati, mendorong keterbukaan dan transparansi, memodernisasi sistem informasi, serta membentuk tim pengawas sebelum memutuskan menyuntik modal lagi," ujarnya secara terpisah.

sumber : http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=50061

0 komentar:

Posting Komentar